News >> Pendaftaran Santri Baru T/A 2025/2026 Telah dibuka..!!! News >> WhatsApp Center 0896 1819 3344 News >> Bebas biaya pengembangan kelembagaan untuk 10 pendaftar pertama.!!
Indonesia berduka, derai air mata melingkupi saudara-saudara kita di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Aktivitas penggalangan kebutuhan sandang, pangan dan dana untuk korban bencana dilakukan oleh berbagai pihak yang terketuk hati nuraninya. Pun demikian dengan Pondok Pesantren Al-Murozza.
Aksi penggalangan dana untuk lombok kali ini merupakan moment yang tepat untuk mengasah emphaty santri Al-Murozza terhadap sesama manusia terlebih saudara seiman dan seakidah. Kita dihadapkan kepada fenomena memilukan betapa ratusan nyawa meregang sumber, ratusan ribu saudara kita mengungsi karena kehilangan tempat tinggal, kerugian materi tercatat 7,7 trilyun rupiah yang dicatat oleh BNPB per tanggal 21 Agustus 2018 sumber.

Rasa cinta kepada sesama ditanamkan sejak dini untuk melatih kepekaan rasa dan emphaty santri. Sebagaimana hadits Rasulullah Muhammad saw


“Irhamu man fil ardli yarhamkum man fis sama”– Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu.” —HR. Abu Dawud dan Timidzi.

Menyayangi dan mengurus mahluk adalah tugas mulia yang diembankan Allah Sang Maha Pencipta kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi. 



Dalam Nashaihul ‘Ibad, Syekh Nawawi al-Bantani menuliskan kisah berikut. Konon pada suatu ketika ada seseorang berjumpa dengan Imam al-Ghazali dalam sebuah mimpi. Lantas ia pun bertanya, “Bagaimana Allah memperlakukanmu?.”
Imam al-Ghazali pun berkisah. Di hadapan Allah ia ditanya mengenai bekal apa yang hendak diserahkan kepada-Nya. Al-Ghazali menjawab dengan menyebut satu per satu seluruh prestasi ibadah yang pernah ia jalani di kehidupan dunia.
Namun, Allah menolak semua itu. Kecuali, satu kebaikannya ketika bertemu dengan seekor lalat. Dan, karena lalat itu pula Imam al-Ghazali diizinkan memasuki Syurga-Nya.
Dikisahkan pada suatu hari, Imam al-Ghazali tengah sibuk menulis kitab. Hal yang lazim dalam dunia kepenulisan adalah dengan menggunakan tinta dan sebatang pena. Pena itu harus dicelupkan dulu ke dalam tinta baru kemudian dipakai untuk menulis, jika habis dicelup lagi dan menulis lagi. Begitu seterusnya.
Di tengah kesibukan menulis itu, tiba-tiba terbanglah seekor lalat dan hinggap di mangkuk tinta Imam al-Ghazali. Sang Imam yang merasa kasihan lantas berhenti menulis untuk memberi kesempatan si lalat melepas dahaga dari tintanya itu.
Dari kisah tersebut, kita tahu bahwa betapa luas kasih sayang Imam al-Ghazali terhadap sesama makhluk, termasuk lalat yang pada saat itu datang “mengganggu” kenikmatannya dalam kegiatan menulis.



Imam Al-Ghazali diijinkan masuk ke dalam surganya Allah adalah karena kasih sayangnya kepada mahluk Allah, lalat. Bila kepada hewan saja sedemikian balasan yang Allah berikan bagaimana pula apabila rasa kasih sayang kita berikan kepada manusia, seiman pula, sebangsa setanah air pula. Subhanallah.

Kepada wali santri, rekan-rekan sejawat, asatidz dan guru yang telah ambil bagian mengerahkan segala macam pengorbanan, entah itu materil, moril, tenaga dan fikirannya, kiranya hanya Allah sajalah yang dapat membalasnya. Semoga yang telah kita sumbangkan menjadi manfaat, berfaedah bagi saudara-saudara kita di Lombok dan menjadi berkah, amin



Link Terkait:

Pendaftaran Santri Baru
Powered by Blogger.
Informasi Pendaftaran

Informasi Registrasi Jalur Mandiri

Informasi Registrasi Jalur Waiting List

Informasi BOP

Informasi Tes Masuk

Cara Bayar Syahriyyah/SPP
Sarana Prasarana Pondok

Extra Kulikuler Santri

Berita Pondok

Dokumentasi Kegiatan

Dokumentasi Muwakkif

Lain-Lain